REVIEW BOOK PENGEMBANGAN SENI ANAK USIA DINI
CRITICAL BOOK REVIEW (CBR) MUSIK
KELENGKAPAN BUKU
1. Judul
Buku : Pengembangan
Seni Anak Usia Dini
2. Pengarang :
Novi Mulyani M.Pdi
3. Penerbit :
PT. Remaja Rosda Karya
4. Tahun
Terbit : 2017
5. Kota
Terbit : Bandung
6. Hal. : 160 hal
7. ISBN : 978-979-692-750-0
8. Foto
Sampul :
BAB I
PENDAHULUAN
Musik
dapat menjadikan anak pintarterutama di bidang logika matematika dan bahasa.
Keindahan musik adalah kata-kata yang menyatu dengan nada, sehingga anak
memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung di dalamnya dan tanpa disadari
anak turut berdendang dengan kata-katanya sendiri misalnya dengan menyanyikan ba..ba..ba..ba..ba,
mengetuk-ngetukkan atau menjentik-jentikan jari-jari tangan atau
mengangguk-anggukkan kepala setiap kali mendengar irama musik dan sebagainya.
Tapi keinginan untuk mengikuti lagu yang ia dengar, akan mendorongnya untuk
berlatih terus menerus.
Musik
juga dapat membantu anak yang kurang pandai berbicara untuk menyalurkan
perasaan dan emosi yang terpendam. Bermain musik dapat memicu kepintaran
kinestetis atau kepintaran gerak tubuh dan mengurangi stress anak. Jadi bila
anak sedang suntuk atau kesal, dengan bermain musik atau mendengar musik
beberapa menit, pasti akan menyegarkan otak si anak.
Musik mampu
mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan bisa membuat anak pintar
bersosialisasi. Alunan musik memberikan manfaat pada perkembangan intelektual
anak, bahkan didalam kandunganpun
dianjurkan memperdengarkan musik kepada anak. Ketertarikan anak pada permainan
musik berawal dari mendengarkan musik, dengan mendengarkan musik akan melatih
fungsi otak anak yaitu berhubungan dengan daya nalar dan intelektual anak.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana seni
musik untuk anak usia dini.
2. Untuk mengetahui musik yang sesuai
untuk anak usia dini.
1. dapat
mengembangkan kecerdasan intelektual para pembaca
2. memiliki
kesempatan belajar secara langsung,nyata, serta objektif mengenai berbagai musik
di dunia
BAB II
ISI BUKU
Seni Musik
B. Hakikat Musik
Sering kita mendengar musik, bahkan
hampir setiap hari. Entah itu dari siaran di televisi, radio, bahkan nada
dering hand phone PU" tak lepas dari musik. Musik menjadi bagian yang
penting dalam hidup manusia. Dengan musik, seseorang dapat berekspresi,
mengeluarkan pendapat, kritikan, dan sebagainya. Dengan musik pula, kita bisa
berbagi pesan atau nilai-nilai kehidupan dengan kata-kata yang indah dan
menyentuh hati.
Adapun ketika kita berbicara
hakikat musik menurut para ahli, memang sangat beragam dan bermacam-macam. Hal
ini memang tidak terlepas dari sudut pandang dan kerangka sosial budaya yang
membentuk pemikiran ahli musik itu sendiri. Perbedaan pendapat dari para ahli
tersebut dijelaskan dalam beberapa teori-teori, seperti berikut. (Banoe, 2013:
9-10)
1. Teori Biologis dari Darwin, yang
menyatakan bahwa musik adalah suatu pernyataan murni dan rasa hidup, terutama
mengenai rasa hidup seksual.
2. Teori Pernyataan, yang
menganggap musik sebagai suatu pernyataan emosional manusia.
3. Teori Peniruan, yang menganggap
musik sebagai peniruan nyanyian burung-burung atau suara alam.
4. Teori Ritmik dari Bucher, yang
menganggap musik timbul dari gerakan-gerakan ritmik, dan menghubungkan musik
dengan hari.
5. Teori Melodi Bicara dari
Spencer, Herder, dan Rousseau, yang menganggap musik timbul dari aksentuasi,
intonasi, dan emosi berbicara.
6. Teori Kontak oleh Stumpf, yang
menganggap musik timbul dari memanggil atau menyerukan tanda-tanda.
C. Pengalaman Musik Anak Usia Dini
I. Mendengarkan Musik
Belajar musik, tidak melulu soal
menyanyi. ini rasanya yang harus dipahami terlebih dahulu. Jangan sampai,
ketika beiajar musik anak-anak tidak pernah merasakan “pengalaman musik"
lainnya. Walaupun anak-anak memang suka sekali menyanyi. Akan tetapi,yang harus
dipahami adalah pengalaman anak-anak ketika belajar selain menyanyi.
2. Bernyanyi
Menyanyi adalah hal yang alami bagi
anak-anak. Dengan tepukan tangan, badan pun ikut bergoyang, anak larut dalam
kesenangan dan keceriaan ketika menyanyikan lagu ”Balonku" atau "Pada
Hari Minggu". Menyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi
anak-anak. Pengalaman menyanyi-sebagai salah satu pengalaman musik-ini memberi
kepuasan dan kebahagiaan kepada mereka. Pada mulanya, menurut Jamalus (1988),
anak sering crinendjengar senandung atau nyanyian dari ibunya ketika mereka
ditidurkan
3. Bermain Musik
Selain mendengarkan musik dan
menyanyi, pengalaman musik lainnya yang disukai anak adalah bermain musik.
Bermain musik yang berkesan pada anak yang di satu sisi dapat meningkatkan
minat anak-anak dalam mengikuti pelajaran musik. Pada Umumn k anak ingin
langsung memegang alat musik itu dan in _ va, ana memainkannya.
4. Bergerak Mengikuti Musik
Orang Yunani sejak zaman dahulu,
menurut Jamalus (1988), sudah menganggap bahwa pendidikan anak haruslah
mencakup musik dan gerak. Gerak badan adalah gerak yang baik bagi anak untuk
menyatakan perasaan dan pikirannya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Apabila anak diajarkan mengungkapkan musik melalui gerak, maka pemahaman anak
akan musik akan lebih berkembang. Melalui gerakan tersebut, ada beberapa makna
yang didapati anak-anak, yaitu: a. makna waktu, yaitu cepat, sedang, dan
lambat;
b. makna ruang, yaitu maju, mundur,
atau depan, belakang, samping, atas, bawah;
c. bobot, yaitu berat, enteng, dan
bertekanan.
D. Musik dan Kecerdasan Kognitif
Peranan musik dalam pendidikan anak
usia dini adalah berdasarkan kepada nilai musik itu sendiri bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak-anak. Schellenberg (Seefeldt & 'Wasik, 2008: 298)
menghubungkan musik dengan sederetan keterampilan kognitif. Anak-anak yang
sudah ambil bagian dalam pendidikan musik selama satu tahun, mempunyai
peningkatan kecerdasan umum. Dalam hal ini, Schellenberg berpendapat bahwa,
peningkatan kecerdasan umum, hafalan, dan konsentrasi yang diperlukan saat
mendengarkan musik, bermain musik, atau menciptakan musik
E. Musik dan Kreativitas
Pada umumnya kreativitas diartikan
sebagai aktivitas berpikir seseorang yang ”unik" di luar kebiasaan cara
berpikir orang biasa pada umumnya. Menurut James J. Gallagher (Rachmawati &
Kurniati, 2012: 13), kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan
individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan
F. Musik Adalah Kegiatan Sosial
Salah satu nilai yang terdapat
dalam musik yaitu bahwa musik itu adalah media untuk melakukan kegiatan sosial.
Mendengarkan musik, menyanyi bersama-sama, atau menari dengan musik, dapat
menyatukan seorang anak dengan anak lainnya. Setiap anak merasa sebagai bagian
dari komunitas tersebut pada saat bernyanyi bersamasama.
Anak-anak hidup dan berkembang
tidak hanya di lingkungan keluarga. Seorang anak bagaimanapun adalah seorang
makhluk sosial juga, yang membutuhkan komunikasi dan interaksi dengan orang
lain seperti guru, tetangga dan anak-anak yang seumuran dengannya.
G. Musik dan Keterampilan Membaca
Selain mengembangkan kreativitas,
menurut Andress (Seefeldt & Wasik, 2008: 299), musik juga dapat
mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk belajar baca dan tulis. Dalam
hal ini, ketika belajar musik ada semacam rangsangan-rangsangan yang di dapat
oleh anak, yang salah satunya rangsangan tersebut terkait dengan keterampilan
yang dibutuhkan untuk belajar membaca.
H. Musik Itu Bersifat Fisik
Bergerak kian kemari adalah bagian
dari keberadaan eksistensi anak-anak. Pada umumnya anak tidak bisa diam terlalu
lama. Mereka sangat menyukai aktivitas fisik seperti berlari, melompat,
bergulingguling, dan sebagainya. Dengan demikian, gerak adalah hal yang alamiah
bagi anak, yang juga menandakan anak berada dalam kondisi yang baik-baik saja.
Jika kita melihat anak yang berdiam diri atau murung, kita malahan akan
berpikiran negatif tentangnya.
Musik, dalam hal ini juga bersifat
fisik. Anak-anak bergoyang, bertepuk tangan, menari, atau mengentak-entakkan
kaki ke tanah mengikuti alunan musik. Dengan belajar musik, anak dilatih tidak
hanya aktivitas fisik, tapi juga mengontrol gerakan tubuh mereka supaya selaras
dengan musik. Menurut Steliacio dan Mc Charty, (Seefeldt & Wasik, 2008)
gerakan anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun memang tidak selalu serasi
dengan musik dalam merespons entakan irama yang stabil. Mereka bisa saja
bergerak cepat kemudian meiambat dan berhenti dalam seketika, tanpa
menghiraukan irama musik. Sangatlah wajar, jika anak bertingkah demikian,
karena mereka masih sulit untuk memahami hubungan antara bunyi-bunyi yang
mereka dengar, dengan apa yang dilakukan otot mereka.
J. Sepintas tentang Terapi Musik
Dalam pelaksanaannya, terapi musik
harus menyesuaikan dengan kebutuhan klien. Misalnya, pada penyandang cacat
mental, perlu diciptakan musik secara langsung dengan menggunakan teknik
improvisasi sebagai komunikasi non-verbal. Hal ini selaras dengan pendapatnya
Humpal (dalam Seefeldt dan Wasik, 2008: 299), yang menjelaskan bahwa musik
berguna bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus (penyandang cacat). Hal ini
karena musik adalah pengalaman yang menyenangkan dan tidak berbahaya, maka
musik bisa dimanfaatkan untuk menolong anak dengan kekurangan tertentu, supaya
merasa nyaman berada dalam kelompok.
2. Keunggulan Buku
Setiap buku memiliki keunggulannya
masing masing, buku ini memiliki ke unggulan diantaranya: sampul pada buku ini
memiliki gambar yang sangat menarik, pada cover tersebut memiliki gambar tangan
yang sedang melukis. Layout, tata letak dan tata tulis pada buku ini tertata
dengan sangat rapi dan baik. Buku ini memiliki karakter isi yang berbeda,
memang didalam buku ini membahas mengenai pengembangan seni anak usia dini,
tetapi didalamnya penulis membahas dengan detail mengenai hal-hal yang sesuai
dengan musik. Daftar pustaka pada buku ini juga sangat banyak yang berarti
penulis memiliki referensi yang banyak mengenai pendiidikan inklusi
Kelemahan pada buku ini adalah: Pembahasan
dalam buku ini juga terlalu berat dan sulit untuk dipahami, kita harus membaca
berulang-ulang baru mengetahui maksud dari buku tersebut. Buku ini tidak
memiliki gambar atau tabel tabel yang harusnya dapat mendukung isi dari buku
ini.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan
kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk
pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang
seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi
yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain pendidikan seni
musik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu
pengembangan individu siswa yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal,
fikiran, sosialisasi, dan emosional.
Pendidikan
seni musik merupakan suatu proses pendidikan yang membantu pengungkapan
ide/gagasan seseorang yang ditimbulkan dari gejala lingkungan dengan
mempergunakan unsur-unsur musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik yang
tidak terlepas dari rasa keindahan.
Pendidikan
seni musik lebih menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya
akan melahirkan kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Seni musik diberikan
di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,”
“belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”
Ruang
lingkup pendidikan seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal
seperti dasar-dasar teknik bernyanyi, memainkan alat musik, dan apresiasi
musik.
Siswa
yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan
kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan
sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan
tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa
mereka.
2. Saran
Semoga penulis dapat membuat buku-buku lain mengenai
musik yang lebih baik dan penuh dengan wawasan yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Novi. 2017. Pengembangan
Seni Anak Usia Dini. Bandung: Rosda
Comments
Post a Comment