REVIEW PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN BUKU PEMBANDINGNYA




Buku Utama

1.      Judul Buku                       : Perkembangan  Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya”
2.      Pengarang                        : Drs. Ahmad Susanto, M.Pd
3.      Penerbit                            : Kencana
4.      Tahun Terbit                     : 2011
5.      Kota Terbit                       : Jakarta
6.      Hal. dan Tebal buku         : 208 h,13x23cm
7.      ISBN                                : 978-602-8730-69-3

8.      Foto Sampul                     :











Buku Pembanding

1.      Judul Buku                       : Perkembangan Peserta Didik
2.      Penulis                              : Dr. Nani M. Sugandhi
3.      Tahun Terbit                      : 2011
4.      Penerbit                             : Rajawali Pers
5.      Tempat terbit                     : Jakarta
6.      Jumlah Halaman               : 170
7.      ISBN                                : 978-602-8730-69-3
8.      Foto Sampul                     :






BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap  peserta didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.

1.2       Tujuan

1.      Menambah Wawasan Pembaca mengenai arti pentingnya memahami Perkembangan Kognitif anak Usia Dini.
2.      Meningkatkan Motivasi Pembaca Dalam Mengenal Lebih Jauh Apakah Perkembangan kognitif itu.
3.      Menguatkan Pemahaman Pembaca Mengenai Betapa Pentingnya Mempelajari Perkembangan Kognitif Sejak Dini.

1.3       Manfaat

1.      Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
2.      Melatih Kemampuan Penulis Dalam Mengkritisi Suatu Buku.
3.      Menumbuhkan Pola Pikir Kreatif  Dalam Membandingkan Buku Yang Satu Dengan Yang Lain


BAB II
RANGKUMAN

BAB III: PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide ide dan belajar.
B. URGENSI PERKEMBANGAN KOGNITIF
Adapun proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Sehu bungan dengan hal ini Pieget berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak, adalah:
1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasar kan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif;
2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya;
3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya;
4. Agar anak mampu memahami simbol simbol yang tersebar di dunia sekitarnya;
C. TEORI DASAR PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pada rentang usia 3-4 sampai 5-6 tahun, anak mulai memasuki masa prasekolah yang merupakan masa kesiapan untuk memasuki pendidikan formal yang sebenarnya di sekolah dasar. Menurut Montessori masa ini ditandai dengan masa peka terhadap segala stimulasi yang diterimanya melalui pancaindra. Masa peka memiliki arti penting bagi perkembangan setiap anak. Itu artinya bahwa apabila orang tua mengetahui anaknya telah memasuki masa peka dan mereka segera memberi stimulasi yang tepat, maka akan mempercepat penguasaan terhadap tugas tugas perkembangan pada usianya.
Pieget berpendapat bahwa, anak pada rentang usia ini, masuk dalam perkembangan berpikir pra operasional konkret. Pada saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata. Anak mulai memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain yang berbeda di sekitarnya. Orang tua sering menganggap periode ini sebagai masa sulit karena anak menjadi susah diatur, bisa disebut nakal atau bandel, suka membantah dan banyak bertanya. Anak mengembangkan keterampilan berbahasa dan menggambar, namun egois dan tak dapat mengerti penalaran abstrak atau logika. (Bryden & Vos, 2000) Elizabeth B. Hurlock (1996: 134), berpendapat bahwa untuk membuat anak kecil mengerti agama, konsep keagamaan harus diajar kan dalam bahasa sehari hari dan dengan contoh dari kehidupan se hari hari. Dalam kesempatan lain, Hurlock (1999), menyatakan bahwa anak usia 3-5 tahun adalah masa permainan. Ber main dengan benda atau alat permainan dimulai sejak usia satu tahun pertama dan akan mencapai puncaknya pada usia 5 6 tahun. Menurut Pieget, usia 5-6 tahun ini merupakan pra operasional konkret.
Menurut Montessori dalam Patmonodewo (2000), masa peka anak yang berada pada usia 3,5 tahun ditandai dengan suatu keadaan di mana potensi yang menunjukkan kepekaan (sensitif ) untuk berkembang. Menurut Dewey dalam Soejono (1960), pendidik atau orang tua harus memberikan kesempatan pada setiap anak untuk da pat melakukan sesuatu, baik secara individual maupun kelompok se hingga anak akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan. Sekolah harus dijadikan laboratorium bekerja bagi anak anak.
Menurut Alfred Binet, terdapat tiga aspek kemampuan dalam in teligensi, yaitu: 1. Konsentrasi, 2. Adaptasi, 3. Bersikap kritis. Adapun menurut Stemberg terdapat lima komponen kognitif yang sangat berpengaruh dalam kemampuan kognitif manusia, yaitu :l. Metakomponen, 2. Komponen penampilan, 3. Komponen pencapaian, 4. Komponen ingatan, 5. Komponen alih terap
D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN KOGNITIF
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif, namun sedikitnya faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Faktor hereditas/keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Faktor kematangan
4. Faktor pembentukan
5. Faktor minat dan bakat
6. Faktor kebebasan


E. KLASIFIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF
Adapun tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengem bangan kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan sains permulaan. Uraian masing masing bidang pengembangan ini sebagai berikut:


1. Pengembangan auditory
2. Pengembangan visual
3. Pengembangan taktik
4. Pengembangan kinestetik
5. Pengembangan aritmetika
6. Pengembangan geometri
7. Pengembangan sains permulaan


F. MAKNA PERKEMBANGAN KOGNITIF BAGI KEHIDUPAN ANAK
Individu berpikir menggunakan pikirannya. Kemampuan ini yang menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Melalui kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh seorang anak, maka dapat dikatakan seorang anak itu pandai atau bodoh, pandai sekali (genius), atau bodoh sekali (dungu atau idiot). William Stern menggunakan batasan sebagai berikut, bahwa inteli gensi adalah kesungguhan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuh an baru, dengan menggunakan alat alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
Inteligensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi inteligensi bukanlah satu satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Memang kecerdasan atau inteligensi seseorang memainkan peranan penting dalam kehidupannya. Akan tetapi, kehidupan manusia sangatlah kompleks dan inteligensi bukanlah satu satunya faktor yang menentukan kesuksesan hidup seseorang.

BAB III
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

3.1 Kelebihan

 Kelebihan buku ini terdapat dalam susunan atau skema penulisan yang teratur dan saling berhubungan, bahasa yang digunakan tidak berbelit – belit, dan dengan bahasa resmi yang mudah dipahami oleh pembaca. Meskipun tidak tebal, namun buku ini cukup lengkap dalam membahas masalah perkembangan peserta didik terutama ketika di kaitkan dengan kognitif anak. Sampul depan buku ini juga terlihat menarik dengan gambar pensil warna yang tertata indah. Pada buku ini penulis dengan detail menjelaskan mengenai teori kognitif menurut para ahli dengan kata kata yang tidak berbelit belit. Jarang sekali ada buku yang menjelaskan mengenai makna dari perkembangan kognitif bagi anak. Sedangkan pada buku pembanding, perkembangan kognitif yang dibahas tidak menyeluruh. Pada buku tersebut perkembangan kognitif hanya terdapat menjadi point-point saja. Tidak di jabarkan dalam satu bab seperti pada buku utama. Kata pengantar yang di sampaikan oleh penulis pada buku pembanding sangat bertele tele dan panjang.

3.2 Kelemahan

Menurut saya, di dalam buku ini  kurang adanya ilustrasi dalam bentuk gambar yang mendukung di beberapa sub bab, sehingga apa yang dijelaskan terasa sangat hambarakibat kurangnya gambar dan ketika membaca agak sedikit bosan karena kebanyakan tulisan. Di beberapa bab memang terdapat gambar dan tabel tertentu, namun gambar dan tabel tersebut terlihat kurang menarik akibat kurangnya warna (hanya hitam putih). Sedangkan pembahasan materi pada buku ini banyak yang diulang-ulang, sehingga sedikit membosankan, ada juga beberapa kalimat yang sulit untuk dimengerti. Kertas terlalu tipis, sehingga tulisan yang berada di halaman selanjutnya timbul di halaman sebelumnya, begitu pula sebaliknya.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Inteligensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi inteligensi bukanlah satu satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Memang kecerdasan atau inteligensi seseorang memainkan peranan penting dalam kehidupannya. Akan tetapi, kehidupan manusia sangatlah kompleks dan inteligensi bukanlah satu satunya faktor yang menentukan kesuksesan hidup seseorang.

4.2 Saran


Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai pnaduan memahami materi perkembangan peserta didik,tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek pendukung nya seperti tabel,diagram,dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada didalam kedua buku ini.

Comments

Popular Posts