REVIEW BOOK KETERAMPILAN TARI ANAK USIA DINI


KELENGKAPAN BUKU

Buku Utama
1.      Judul Buku           : Keterampilan Tari Anak Usia Dini
2.      Pengarang            : Kamtini S.Pd, M.Pd
3.      Penerbit                : Unimed Express
4.      Tahun Terbit         :
5.      Kota Terbit           : Medan
6.      Hal & Tebal buku:
7.      ISBN                    :
8.      Foto Sampul         :

 
















BAB I
PENDAHULUAN
Anak pada masa usia prasekolah sangat membutuhkan hal-hal yang mampu memicu perkembangan fisik maupun psikisnya ke arah yang positif. Tentunya hal ini adalah yang diinginkan oleh setiap orang tua. Anak memiliki kemampuan motorik halus maupun kasar yang baik. Misalnya mampu bergerak secara normal bahkan lebih. Berlari cepat, kemampuan mengkoordinasikan gerak sehingga anak terlihat lebih gesit dan cekatan. Kemampuan mengekspresikan diri secara spontan maupun dengan bimbingan.
Anak dibimbing untuk melakukan gerak dengan baik. hal ini tentunya akan membantu pertumbuhan fisik anak. Menari membentuk anak untuk memiliki kemampuan mengkoordinasikan gerak satu dengan gerak berikutnya. Bahkan menari dapat melatih anak untuk mampu mengkoordinasikan gerak dengan musik atau irama yang mengiringi tarian. Dengan kata lain menari dapat melatih gerak tubuh anak menjadi lebih baik, baik itu dari aspek pertumbuhan fisik maupun koordinasi gerak. Penggunaan beberapa metode dalam pembelajaran seperti metode kerja kelompok dan demonstrasi yang sudah disesuaikan dengan keadaan anak, pemilihan lokasi serta meteri pembelajaran tari yang tepat. Semua ini adalah beberapa strategi
yang digunakan oleh sanggar dalam proses pembelajaran tari pada anak usia dini.
Dengan proses pembelajaran atau strategi yang sesuai dengan kondisi anak usia dini, dapat membantu membangkitkan gairah belajar para peserta didik dalam berkreativitas dan bereksplorasi terhadap materi yang diberikan. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat diketahui secara utuh bagaimana proses pembelajaran dan strategi yang tepat untuk diterapkan kepada anak usia dini.
2.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui keterampilan tari anak usia dini
2.      Untuk mengetahui dasar-dasar dari tari untuk anak usia dini
Dapat memahami dan mengerti karakteristik, kemampuan, bagaimana menciptakan tari dan sesuai untuk pengajaran yang akan kita laksanakan di sekolah.

BAB II
ISI BUKU

BAB I
Karakteristik Gerak Berirama (Tari) Anak Usia Dini
A. Unsur Tari pada Tari Anak Usia Dini
1. Unsur Gerak Dalam Tari
Elemen dasar tari adalah gerak. Berdasarkan keperluan atau fungsinya gerak dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu gerak bekerja, gerak bermain dan gerak tari. Gerak bekerja adalah gerak yang dilakukan sematamata untuk kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup, aspek ekspresi atau ungkapan perasaan kehidupan jiwa tak pernah terpikirkan. Gerak bekerja merupakan gerak manuSia yang dilakukan untuk mencapai keseimbangan hidup berdasarkan pada nilai kesejahteraan material. Gerak bermain merupakan suatu kegiatan bergerak yang bersifat ]asmaniah dengan melibatkan sejumlah peiaku. Mereka yang terlibat dalam peristiwa bermain berusaha menghindarkan kesan emosional dan lebih menekankan pada kesadaran kebersamaan yang saling menyenangkan. Gerak tari lebih bersifat keluar, sehingga terjadi komunikasi antar pribadi yang terlibat.
Ada dua aspek penting dalam tari, yaitu aspek gerak dan aspek irama.
2. Karakteristis Gerak Anak Usia Dini
Karakteristik gerak motorik pada anak usia dini terdiri dari dua gerakan, yaitu gerakan motorik halus dan gerakan motorik kasar. Berikut ini akan diuraikan keterampilan gerakan motorik kasar dan motorik halus. .
a. Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar dapat dibagi kedalam tiga kelompok :
  1. keterampilan lokomotorik
  2. keterampilan nonlokomotorik
  3. keterampilan dalam memproyeksi
b. Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus
adapun karakteristik gerak yang biasa dilakukan oleh anak usia dini, pada umunya adalah sebagai berikut:
  1. menirukan
  2. manipulasi
  3. bersahaja
B. Jenis Tarian Anak Usia Dini
1. Fungsi Tari
Tari merupakan salah satu jenis seni pertunjukan, menurut RM Soedarsono fungsi seni pertunjukan (tari) dalam kehidupan manusia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) sebagai sarana upacara ritual; (2) sebagai hiburan pribadi dan (3) sebagai tontonan (Agus Cahyono,2006).
a. Fungsi Tari sebagai Sarana Upacara Ritual
Salah satu fungsi tertua seni pertunjukan (tari) adalah sebagai sarana upacara ritual, masyarakat pada zaman dahulu biasa melaksanakan upacara ritual ketika akan memulai suatu peristiwa.
b. Fungsi Tari sebagian Hiburan
Tari yang berfungsi sebaga hiburan bertujuan untuk mengungkapkan ekspresi-kegembiraan atau rasa syukur.
c. Fungsi Tari sebagai Tontonan
Tari sebagai tontonan, merupakan tarian yang disajikan khusus dengan kaidah-kaidah artistik yang telah ditata apik untuk menghasilkan suatu karya yang berkualitas.
2. Jenis Tari
a. Jenis Tari berdasarkan Pola Garapannya
Berdasarkan pola garapannya (proses penciptaan), jenis tari dibagi menjadi dua, yaitu tari tradision'al dari tari kreasi baru. Tari tradisional adalah tari yang telah hidup sejak masa lampau pada kamunitas artistiknya tari tradisional dikategorikan menjadi dua, yaitu (a) tradisional rakyat, (b) tradisional klasik.
b. Jenis Tari berdasarkan Koreografinya
Jenis tari ditinjau dari koreografinya digolongkan menjadi tiga, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok.
c. Jenis Tari berdasarkan Temanya.
Tari berdasarkan tema dibedakan menjadi dua, yaitu tari dramatik dan tari nondramatik
3. Jenis Tari Pada Anak Usia Dini .
a. Konsep Pendidikan Seni di Sekolah
Ada dua konsep pendekatan pembelajaran seni di‘ sekolah, yaitu seni dalam pendidikan danpendidikan melalui seni.
BAB II
Gerak Tari Pada Anak Usia Dini
A. Gerak Tari Pada Anak Usia Dini
Gerak tari dapat membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik bagi anak usia dini, dimana gerak tari dapat memberikan penguatan konsentrasi, keluwesan serta keindahan gerak, tidak hanya dalam penguasaan kinestetik (psikomotor) saja melainkan dapat memberikan dan peluang keterampilan gerak tari yang diperoleh.  Gerak dasar tari dapat didefinisikan sebagai gerakan yang bersifat jasmaniah yang terdiri dari adanya ide, gerak dan irama sehingga menghasilkan makna.Tari adalah jenis kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh manusia, tubuh adalah alatnya dan gerak tubuh sebagai medianya. Gerak tubuh yang dapat dijadikan media dalam tari yaitu dimulai dari gerakan kepala sampai ujung kaki  melalui gerakan yang halus (fine motor) atau gerakan kasar (gross motor) (Rachmi, 2008: 6.3).
1. Pola pengembangan tari pada anak usia dini mencakup 3 aspek, yakni :
  1. Pola Pengembangan Gerak
  2. Pola Pengembangan Irama
  3. Pola Pengembangan Ekspresi
B. Gerak Pada Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (AUD)
Gerak Tari atau braingym dipakai istilah dimensi literalis untuk belahan otak kanan dan kiri, dimensi memfokuskan untuk bagian belakang otak (batang otak atau brainstem) dan bagian otak depan (frontal lobes) serta pemusatan untuk untuk sistem limbis (midbrain) dan otak besar (celebral otak). Dalam melakukan aktivitas gerak anak diharapkan dapat mengubah perilakunya, dengan demikian anak tidak hanya mampu melakukan gerak semat melainkan juga berlatih untuk bersosialisasi dan mengembangkan potensi kreatifnya.
C. Gerak Pada Perkembangan Belajar
Gerak tari dapat membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik bagi anak usia dini, dimana gerak tari dapat memberikan penguatan konsentrasi, keluwesan serta keindahan gerak, tidak hanya dalam penguasaan kinestetik (psikomotor) saja melainkan dapat memberikan dan peluang keterampilan gerak tari yang diperoleh.  Gerak dasar tari dapat didefinisikan sebagai gerakan yang bersifat jasmaniah yang terdiri dari adanya ide, gerak dan irama sehingga menghasilkan makna. Melalui gerak, anak usia dini dapat belajar keterampilan motorik halus dan kasar. Lalu belok pula, anak usia dini dapat mengeksplorasi semua kemungkinan yang terjadi
D. Gerak Pada Perkembangan Afektif AUD
Pembelajaran tari yang berpusat pada anak, berarti anak tidak lagi dijadikan sebagai objek tetapi sebagai subjek pembelajaran. Aktivitas matahari lebih banyak dijadikan sebagai oleh anak daripada guru. Pembelajaran berpusat pada anak yang mengandung pengertian bahwa pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan anak akan perkembangan, pertumbuhan, minat, dan kreativitasnya. Dengan demikian pembelajaran tari mampu mengembangkan potensi anak secara individual dan juga mengembangkan kecerdasan Intra dan interpersonal.
E. Pengembangan Kecerdasan Intra dan Interpersonal
Permainan dan bermain anak usia dini melalui gerak tari dapat mengembangkan kecerdasan Intra dan interpersonal. intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain. kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengelola segala potensi diri yang dimilikinya. Kedua kecerdasan ini saling berhubungan dalam diri manusia.
E. Gerak Pada Perkembangan Fisik Motorik AUD
BAB III
Kemampuan Merespons Gerak Berirama pada Anak Usia Dini
1) PEMANFAATAN PERBENDAHARAAN GERAK ANAK USIA DINI DALAM GERAK BERIRAMA
Anak usia dini memiliki potensi untuk secara. terus-menerus mengembangkan semua kemampuannya (bahasa, emosional, berpikir, sosial, dan fiisk) secara tidakterbatas. Tentunya itu akan terjadi biIa anak diberi kesempatan untuk mengembangkannya secara maksimal dengan bantuan orahg-orang dewasa disekitarnya yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua dan gurunya.
Untuk keperluan itu mereka akan membutuhkan sarana untuk mengembangkan kemampuan atau keterampilan seperti : membuat koordinasi jari-jari (motorik halus), misalnya memegang crayon atau memasukkan biji-bijian ke dalam botol.
2) PEMANFAATAN GERAKAN SEBAGAI GERAKAN BERIRAMA/ TARIAN
Gerak-gerakan dasar.dapat dimanfaatkan guru atau orang tua untuk menciptakan .sebuah “karya tari” untuk anak usia dini sebagai karya tari yang sangat sederhana. Misalnya tema yang ingin diciptakan adalah tari “Katak Melompat" untuk, anak-anak usia 3-4 tahun. Guru atau _Qrang' -tua dapat memilih jenis gerakan “straight jump' (melompat di tempat), “shoulder pop” (mengangkat pundak satu per satu atau dua' sekaligus), dan gerakan ”drop and pop” (melompat dengan ménghadap kesegala arah).
3) PENGAMATAN/PENGIDENTIFIKASIAN,BERCERITA,DAN PENIRUAN
Pada contoh aktivitas sebelumnya, dapat dicermati bahwa gum melakukan banyak hal yang melibatkan anak. Di antaranya adalah aktivitas pengamatan atau pengidentifikasian, aktivitas bercerita dan menceritakan, dan aktivitas peniruan.
B. Kemampuan Merespon Anak Usia Dini dalam Gerak Berirama
Anak-anak usia dini sudah dapat memberikan tanggapan atau merespons terhadap apa yang diterima atau yang dirasakannya.
1. MERESPONS MELALUI MENGAPRESIASI
Dalam merespons, anak juga be|ajar mengapresiasi karya tari. Bila kepada anak-anak diberikan kebebasan untuk berkomentar, maka kita akan mengetahui bagaimana anak-anak. mengapresiasi suatu karya seni tari yang dilihatnya.
2. MERESPONS MELALUI MENIRUKAN
Peniruan adalah salah satu cara anak belajar mengenali aktivitas orang lain. Pengimitasian juga dapat dijumpai dalam kegiatan berkesenian anak-anak, misalnya dalam seni rupa saat menggambar objek atau dalam tarian anak yang banyak sekali menggunakan Berakan-gerakan imitasi dari aktivitas objek tari.
3. MERESPONS MELALUI BERCERITA
BAB IV
PERFORMANCE TARIAN ANAK USIA DINI A. PENGENALAN TUBUH
1. Tubuh
Sumber gerak tari anak adalah tubuhnya secara keseluruhan. Mulai dari gerakan, kepala, tangan, hingga kaki.
a. Struktur Tubuh
Mengenal struktur tubuh atau anatumi merupakan pengetahuan penting bagi anak. dalam menari. Anak diberi kesempatan mengidentifikasi dan mendemonstrasikannya melalui gerakan tari yang terkoordinasi dengan bagian tubuh atau anatomi, seperti persendian, yaitu : siku, lutut, pinggang, leher, pergelangan tangan, serta pundak atas. Gambar disamping adalah anak yang menari menggunakan gerak tubuh mengkoordinasikan bagian persendian.
B. KESADARAN TUBUH
Kesadaran tubuh menunjuk pada kemampuan anak untuk mengenal nama-nama bagian tubuh serta kemampuan untuk mengontrol setiap bagian dari tubuhnya.
1. Wilayah kepala : dahi, muka, pipi, alis, hidung, mulut, telinga, * rahang, dagu, mata, dan rambut.
2. Wilayah badan bagian atas : leher, bahu, dada, perut, lengan, tangan, siku, pergelangan, telapak, dan jari-jari.
3. Wilayah badan bagian bawah. ' pinggang, pinggul, pantat, paha. lutut, betis, pergelangan kaki, punggung. kaki, tumit, mata kaki. dan Jari-jari.
C. GERAK TARI
Bentuk-bentuk ruang dalam menari untuk anak usia dini adalah : 
1) Arah. 2) Jalan setapak. 3) Level. 4) Bentuk. 5) Bentuk individual. 6) Hubungan.
BAB V
PENCIPTAAN KARYA TARI UNTUK ANAK USIA
A. Prinsip-prinsip Penciptaan Tari
1. Latar Belakang
Tari tidak hanya disusun dari unsure gerak  (kecerdasan kinestetik), tetapi juga mempunyai irama (kecerdasan musikal). Se|ain itu, tari juga terdiri dari poIa-pola gerak dan pola-pola lantai (kecerdasan spasial visual), yang dapat dilakukan secara berkelompok atau juga individual (kecerdasan intrapribadi dan antar pribadi).
2. pemilihan judul
a. sesuaikan judul tari dengan tema
b. sesuaikan judul tari dengan lingkungan tempat tinggal anak
c. judul sederhana singkat dan menarik
d. judul menggambarkan isi tari secara keseluruhan
Setiap buku memiliki keunggulannya masing masing, Pada Buku  ini memiliki ke unggulan diantaranya: Buku ini dapat dijadikan pedoman oleh para pendidik maupun calon pendidik, karena mau tidak mau seorang guru itu dituntut untuk menguasai keterampilan menari. Terdapat berbagai macam gambar yang memudahkan pembaca untuk memaham maksud dari kata kata yang ada di buku tsb. Layout, tata letak dan tata tulis pada buku ini tertata dengan sangat rapi dan baik. Penulis menjabarkan dengan baik diawal mengenai buku yang dibahasnya, jadi jika kita membaca sekilas mengenai buku ini kita akan memahami maksud dari buku tersebut. Buku ini tidak begitu tebel sehingga mudah untuk dibawa dan dipelajari dimana saja. Daftar pustaka pada buku ini juga sangat banyak yang berarti penulis memiliki referensi yang banyak mengenai evaluasi program pendidikan.
  • Bab 1
Pembahasan pada bab 1 menjabarkan mengenai karakteristik gerak berirama (tari) anak usia dini. Bab ini dijabarkan dengan baik, dilihat dari pembahasannya mengenai keterampilan koordinasi gerakan motorik halus, pada pembahasan ini penulis menjabarkan berbagai contoh dan aktivitas juga unsur unsur gerak motoris dengan point point penting dan kata-kata yang mudah untuk dipahami. Ditambah lagi pada bab ini pembahasan mengenai unsur-unsur gerak tubuh dijabarkan dengan detail, mulai dari tenaga, ruang, dan waktu.
  • Bab 2
Pada bab 2 ini membahas mengenai Karakteristik gerak berirama pada perkembangan anak usia dini yang terdapat banyak gambar gambar sebagai pelengkap dan juga contoh dari pembahasan yang sedang dibahas. Gambar-gambar tersebut membuat pembahasan yang dibahas seperti fungsi dari tari menjadi lebih mudah untuk dimengerti karna adanya contoh gambar. Pada bab ini juga penulis banyak mengambil referensi dan juga pemahaman-pemahaman dari para ahli sehingga pembahasan yang dibahas menjadi lebil baik.
  • Bab 3
Kemampuan merespon gerak berirama pada anak usia dini menjadi pembahasan pada bab ini. Salah satu bagian dari pembahsannya adalah pengamatan/pengidentifikasian, bercerita, dan peniru, disini penulis menjabarkan mengenai contoh contoh dari tarian tsb dan menjelaskannya dengan rinci seperti tarian kereta api dan tarian beruang. Penulis juga menambahkan tabel mengenai kemampuan mengamati dan juga merespon pada anak usia 2-5 tahun secara umum yang memudahkan kita untuk mengetahui kemampuan kemampuan di setiap umurnya.
  • Bab 4
Bab 4 membahas mengenai performence tarian anak usia dini yang artinya mempelajari atau mengenal tubuh terlebih dahulu. Pemaparan mengenai tubuh dibahas secara mendalam dan terstruktur mulai dari strutur tubuh hingga kesadaran tubuh.
  • Bab 5
Pembahasan yang dibahas oleh bab 5 adalah mengenai penciptaan karya tari untuk anak usia dini. Pada bagian pemilihan judul, penulis memberikan point point penting mengenai hal-hal yang harus diperhatikan ketika memilih judul, point point penting diberikan Bold (tulisan tebal) agar pembaca lebih mudah untuk membedakannya dan dibawah tulisan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan mengenai point pentingnya.
  • Bab 6
Penciptaan karya gerak dan musik anak usia dini merupakan bagian dari bab 6 pada buku ini. Pada bab ini pembahasan yang dijabarkan oleh penulis lebih fokus kepada point point penting saja sehingga tidak banyak terdapat penjelasan atau kata-kata yang bertele tele
  • Bab 7
Bab terakhir sekaligus penutup dari buku ini membahas mengenai penciptaan karya gerak berirama untuk anak usia dini. Pada bab ini komponen yang dibahas dari perencanaan dijabarkan dengan point point yang memudahkan pembaca dan menarik pembaca agar dapat memahami dengan baik perencanaan ketika praktik penciptaan gerak berirama
Kelemahan pada buku ini adalah: Mengingat jarangnya buku yang membahas mengenai gerak dan tari anak usia dini, pada buku ini pembahasan yang dijabarkan masih belum lengkap dan seharusnya dijabarkan lebih baik lagi. Seperti pembahsan mengenai pola tari untuk anak, penulis tidak membahas dengan detail bagaimana pola yang benar. Buku ini juga terlihat belum tertata dengan rapi. Seperti jarak antara tulisan dan marginnya yang terlalu dekat, tidak adanya penjelasan mengenai buku tersebut (terbit dimana, siapa penerbitnya, kapan diterbitkan, dll) pada bagian belakang buku paragrafnya masih ada yang belum “justify” atau rata kiri kanan. Gambar yang di tampilkan tidak memiliki warna sehingga terlihat seperti hasil foto copyan
  • Bab 1
Pada bab ini saya menemukan tata penulisan yang masih berantakan, seperti pada point-point yang terdapat di gerakan jari tangan dalam melakukan aktivitas. Spasi atau jarak dari point satu ke point yang lain terlalu berjarak sehingga menjadi pemborosan kertas. Dan margin pada bagian pembahasan mengenai ruangan terlihat tidak sesuai dengan yang lainnya.
  • Bab 2
Bab 2 yang membahas mengenai karakteristik gerak berirama pada perkembangan anak terdapat banyak gambar sebagai faktor pendukung tetapi gambar yang disajikan memiliki layout ataupun size yang tidak beraturan. Pola yang dijabarkan oleh bab ini juga tidak mendalam, dan sama seperti bab 1 penggunaan spasi pada bab ini juga terlalu berlebihan terutama ketika jarak dari point D ke point E.
  • Bab 3
Pada bab ini membuat pembaca bingung ketika penulis menuliskan pembahasan mengenai point A (Toodler) ketika membahas point tersebut, penulis tidak melanjutkan ke point berikutnya, yang artinya tidak ada point lanjutan seperti pint B, C, D dan lain lain. Jika tidak ada point selanjutnya mengapa harus dibuat point? Saat membahas mengenai pengamatan penulis hanya memberikan 2 contoh tarian yang umum dan tidak memberikan contoh contoh lain yang lebih mendalam atau jaran diketahui.
  • Bab 4
Samahalnya dengan bab-bab lainnya, pada bab 4 juga terdapat banyak kesalahan penulisan dan simbol simbol penulisan yang kuran dan berlebih. Pada bab ini juga penulis membahas lagi mengenai keterampilan lokomotor, nonlokomotor dan juga manipulatif yang telah dibahas di bab sebelum-sebelumnya.
  • Bab 5
Ada beberapa hal yang membingungkan ketika melihat bab 5, terlihat dari ketika membahas mengenai prinsip-prinsip penciptaan tari, malah langsung membahas mengenai latar belakang dan tidak memberikan penjelasan secara gambalang mengenai prinsip tersebut. Struktur ekspresi yang dibahas pada bab ini terlihat hanya memiliki kesimpulan atau terlihat terlalu singkat.
  • Bab 6
Semakin kebelakang atau masuk pada bab 6 penulisan, paragram dan juga margin terlihat semakin berantakan. Dilihat dari tidak ratanya kiri dan kanan bagian dari tulisan tulisan tersebut
  • Bab 7
Bab 7 juga sama dengan bab sebelumnya mengenai tulisan dan kerapiannya. Ditambah ketika membahas mengenai 4 tahapan penciptaan tari yang harus di perhatikan seharusnya dibuat point point penting sehingga para pembaca lebih memahami maksudnya ketimbang dibuat per paragraf - paragraf


BAB III
PENUTUP


Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Dengan gerak tubuh yang sesuai maka seorang penata tari atau yang sering disebut koreografer dapat menyampaikan isi hatinya kepada penonton atau audience.
Pembelajaran tari anak usia dini berarti pula mengembangkan berbagai ragam ranah belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Gabbar, Leblanc dan Lowy menyatakan bahwa materi dan obyektifitas serta program tari haruslah mencakup 3 aspek tersebut.
  • Aspek Psikomotorik mencakup kemampuan motor control, keseimbangan, agility, koordinasi, musicular, strenght dan endurance dan cardorespiratory endurance.
  • Aspek Kognitif meliputi sequent, sinkronisasi gerakan,serta pengetahuan tentang budaya.
  • Aspek Afektif meliputi kerjasama dengan orang lain serta ekspresi diri melalui gerakan.

Saran untuk pembaca: Buku ini sangat baik untuk kita sebagai salah satu referensi untuk lebih mengetahui mengenai karakteristik tari anak usia dini
Saran untuk penulis buku: Sebaiknya materi ini dibahas lebih spesifik agar lebih mudah dalam memahami materi ini. Disamping itu juga seharusnya editor dapat mengecek kembali susunan dan kerapian dari buku tersebut

DAFTAR PUSTAKA


Kamtini. Keterampilan Tari Anak Usia Dini. Medan: Unimed Express
http://pgpaud.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/MODUL%20PRAKTIKUM%20GERAK%20DAN%20TARI.pdf

Comments