REVIEW BOOK Kurikulum dan Pembelajaran


KELENGKAPAN BUKU

1.      Judul Buku                       : Kurikulum dan Pembelajaran
2.      Pengarang                        : Prof. Dr. Omar Hamalik
3.      Penerbit                            : PT. Bumi Aksara
4.      Tahun Terbit                     : 2013
5.      Kota Terbit                       : Jakarta
6.      Halaman Buku                 : 184 halaman
7.      ISBN                                : 9795262327
8.      Foto Sampul                     : 

BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Semua aspek pendidikan kemudian menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia. Aspek pendidikan yang dimaksud adalah guru, kurikulum, tujuan, dan metode, pemerintah sebagai penanggung jawab, dan tentu saja sistem yang memayungi kegiatan pendidikan tersebut. Semua aspek tersebut bagaikan mata rantai yang mana harus di benahi terlebih dahulu.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah tersebut mungkin aspek kurikulum yang paling mendesak untuk mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal ini bukan berarti aspek yang lain tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Yang jadi pertanyaan di sini mengapa kurikulum? Karena kurikulum dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan membawa arah pendidikan itu sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah gelombang yang menimbulkan ketidak pastian seorang guru dan peserta didik di tengah samudra pendidikan yang sangat luas
1.    Untuk mengetahui pengertian manajemen dalam menyusun kurikulum.
2.    Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen dalam menyusun kurikulum.
3.    Untuk mengatahui komponen-komponen kurikulum.
1.      Agar kita sebagai calon guru memahami mengenai konsep dari kurikulum
2.      Sebagai salah satu referensi saat membuat kurikulum


BAB II
ISI BUKU

BAB I
DASAR SYSTEM PENGAJARAN
A.  PENDEKATAN SYSTEM
system adalah suatu konsep yang abstrak. Dalam difinisi tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen yag saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam arti yang luas,suatu system muncul karena seseorang telah mendefisinikan demekian. Tujuan suatu system dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi. Tujuan yang alami tak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah, sedangkan tujuan yang bersifat manusiawi (man-made) senantiasa dapat berubah..
1.    Konsep kotak hitam
Konsep kotak hitam merupakan pertimbangan bagi eksistensi system atau kebutuhan bagi suatu system baru dengan mempelajari hubungan antara lingkungan, input, dan output. Konsep kotak hitam mengindentifikasi bahwa yang dimaksud dengan system adalah suatu kotak hitam yang kecil (a little black box).
2.    Model pendekatan system
Awalnya pendekatan system digunakan dalam bidang teknik yang dilaksanakan untuk mendesain sistem-sistem elektronik, mekanik, dan militer. Akam tetapi pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an, pendekatan system mulai dipergunakan dalam bidang latihan dan pendidikan, analisis kebutuhan dengan maksud mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan, desain metode dan materi instruksional, pelaksanaan secara eksperimental, dan akhirnya menilai dan merevisi.
B.  SISTEM PENGAJARAN
Pendidikan, latihan, pengajaran, serta teknologi pendidikan memiliki pengertian sendiri-sendiri namun memiliki hubungan yang sangat erat. Pendidikan lebih menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian. Sedangkan latihan (trainimg) lebih menekankan pada pembentukan ketrampilan (skill). Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah, sedangkan penggunaan latihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industry. Meskipun kedua istilah ini berbeda, namun pendidikan kepribadian saja jelas kurang lengkap. Para siswa perlu juga memiliki ketrampilan. Dengan ketrampilan, siswa dapat bekerja, berproduksi, dan menghasilkan hal-hal untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Teknologi pendidikan dapat berarti meliputi semua kegiatan inovasi pendidikan, tetapi juga dapat berarti bukan sesuatu yang baru. Karena itu , istilah teknologi pendidikan mengandung kontroversi.
1.    Pendekatan Sistem Pengajaran
Pendekatan system mengandug dua aspek, yaitu aspek filisofis dan aspek proses. Aspek filosofis merupakan pandangan hidup yang mendasari sikap perancangan system yang terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses  adalah suatu proses dan sustu pendekatan alat konseptual.
Pendekatan system merupakan suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk kemampuan dalam:
2.      Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional,
3.      Mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat,
4.      Melaksanakan analisis tugas-tugas.
Analisis tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah. Alat-alat dan pendekatan rancangan system pengajaran menuntut para guru agar pengajaran menyediakan kondisi bagi siswa. Jadi prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata kondisi belajar yang efektif. Ada dua ciri pendekatan system pengajaran, yaitu pendekatan system merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar. Dan penggunaan metodologi khusus untuk mendesain system pengajaran.
2. Konsep Sistem Pengajaran
System pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang dan tingkat keunikan. System pengajaran senantiasa ditandai oleh organisasi dan interaksi antar komponen untuk mendidik siswa.
3. Ciri-Ciri Sistem Pengajaran
Terdapat tiga ciri khsas yang terkandung dalam system pengajaran yaitu rencana, kesalingketergantungan, serta tujuan. Tujuan sistem menentukan proses merancang system. Tujuan dari system pengajaran adalah siswa yang belajar.
C.  MASALAH-MASALAH PENGAJARAN DAN PEMECAHANNYA
1.      Perumusan masalah
2.      Kategori masalah-masalah pengajaran
3.      Masalah-masalah arah atau tujuan
4.      Masalah-masalah evaluasi
5.      Masalah isi dan urutan pelajaran
6.      Masalah metode
7.      Masalah hambatan
8.      Pemecahan masalah dengan pendekatan algoritmik
9.      Pemecahan masalah dengan pendekatan heuristic
D.  STRATEGI DASAR MERANCANG SYSTEM PENGAJARAN
Strategi merancang system pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang system secara efesien. Strategi dibutuhkan berhubungan dengan proses penerimaan yang sesungguhnya sangat kompleks. Strategi Dasar Perencanaan, ada tiga tahap dalam merencanakan desain suatu system
1)      Menganalisis tuntutan-tuntutan system,
2)      Mendesain system , dan
3)      Mengevaluasi dampak system.
BAB II
KEDUDUKAN SISTEM PENGAJARAN DI SEKOLAH
Sebelum menyusun perencanaan pengajaran, seorang guru sebaiknya terlebih dahulu mengenali kedudukan sistem pengajaran di sekolah. Hal ini bertujuan agar guru atau calon guru dapat memperoleh informasi yang releven tentang komponen sistem pengajaran.
A.  SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL
Sekolah sebagai suatu sistem sosial dapat ditinjau dari dua fenomena yaitu fenomena pertama, berkenaan dengan lembaganya yang melaksanakan peranan dan fungsi, serta harapan-harapan tertentu untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Yang kedua mengenai individu yang berbeda dalam sistem, yang masing-masing memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
1.    Fungsi dan Tugas Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Sehingga konsepsi tentang fungsi dan tugas sekolah adalah salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tujuan persekolahan, menurut Prof. I. P. Simanjuntak pada pengembangan kurikulum sebagai alat untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Beliau menyebutkan pada garis besarnya bahwa fungsi sekolah adalah:
1)      Mendidik calon warga negara yang dewasa,
2)      Mempersiapkan calon warga masyarakat,
3)      Mengembangkan cita-cita profesi/kerja,
4)      Mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru, dan
5)      Pengembangan pribadi (realisasi diri)
2.    Proses Pendidikan di Sekolah
Menurut  J. M. Cooper menguntip model proses pendidikan dari Lawrence Downey yang isinya:
1)      Dimensi substansi, tentang apa yang dikejakan;
2)      Dimensi tingkah laku,
3)      Dimensi lingkungan
Ketiga dimensi tersebut disusun dalam bentuk model konseptual proses pendidikan.
B.  KURIKULUM SEKOLAH
Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dalam pengertian pertama, kurikulum dianggap sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Sedangkan dalam arti luas, kurikulum adalah semua pengalaman yang dengan sengaja disediakan oleh sekolah bagi para siswa untuk mencapai pendidikan.
1.    Faktor-Faktor Penyusun Kurikulum
Faktor-faktor yang mendasari dalam penyusunan dan perencanaan kurikulum adalah sebagai berikut:
a.       Filsafat pendidikan,
b.      Kemasyarakatan,
c.       Pertumbuhan dan perkembangan siswa,dan
d.      Proses belajar.
2.    Organisasi Kurikulum
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah-sekolah memiliki organisasi yang terdiri dari komponen-komponen berbagai berikut:
a.       Prinsip-Prinsip Dasar
b.      Dasar dan Tujuan Pendidikan
c.       Susunan Kurikulum
d.      Program Pengajaran dan Metode Penyampaian
C.  GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
1. Konsep GBPP
GBPP adalah ikhtisar dari keseluruhan program pengajaran yang terdiri dari tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, dan ruang lingkup bahan pengajaran, yang diatur dan disusun secara berurutan. GBPP ini sendiri terdiri atas empat komponen, yaitu tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, pokok bahasan dan subpokok bahasan, tingkat dan semester.
2.    Asas-Asas Penyusunan Program
Setiap program kurikuler disusun berdasarkan asas-asas tertentu. Pada umumnya asas-asas yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a.       Setiap program harus berorientasi pada tujuan tertentu,
b.      Setiap program bersifat fleksibel,
c.       Setiap program dilaksanakan secara efisien dan efektif,
d.      Setiap program dilaksanakan bersifat berkesinambungan,
e.       Isi program disusun berdasarkan pada asas keseimbangan,
f.       Program kurikuler harus pula mempertimbangkan asas pertentangan (kontras).
D.  CIRI-CIRI SISWA
1.    Telaahan Ciri-Ciri Siswa
Hasil dari telaah ini menjadi dasar pertimbangan dalam rangka menentukan jenis, luas, dan bobot bahan pelajaran yang akan disajikan, cara penyampaian yang akan dilakukan dan kegiatan-kegiatan belajar dituntut terhadap siswa. Jika telaahan yang dilakan dengan baik, maka hasilnya dapat digunakan untuk merancang sistem pengajaran yang efektif dan efisien.
2.    Perilaku Awal (Entering Behavior)
Dari tingkah laku awal menentukan status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh siswa. Terdapat empat konsep yang erak kaitannya dengan tingkah laku awal yaitu kesiapan, kematangan, perbedaan individu, dan kepribadian.
3.    Latar Belakang Akademik dan Sosial
Terdapat dua jenis latar belakang dari siswa, yaitu latar belakang akademik dan latar belakang sosial yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain sistem pengajaran, sehingga menuntut guru agar melakukan kajian sebelumnya. Kemp, menyarankan agar faktor akademik dan faktor sosial berikut ini menjadi bahan analisis ciri-ciri siswa. Faktor-faktor akademis meliputi jumlah siswa, latar belakang akademis, indeks prestasi, tingkat intelegensi, tingkat keterampilan membaca, nilai ujian, kebiasaan belajar, pengetahuan mengenai bahan yang akan disajikan, dorongan/minat belajar, harapan/keinginan siswa mengenai mata pelajaran yang bersangkutan, lapangan kerja yang diinginkan, serta cita-cita..
E.  CIRI-CIRI GURU PROFESIONAL
Pelaksanaan kurikulum dalam sistem instruksional yang telah didesain dengan sistematik membutuhkan tenaga profesional. Guru harus memenuhi persyaratan, profesinya dan kemampuan tinggi untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Peran guru tidak hanya bersifat administratif dan organisatoris, tetapi juga bersifat metodologis dan psikologis. Di balik itu semua guru harus memiliki kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.
BAB III
MODEL-MODEL PERENCANAAN PENGAJARAN
A.  PERENCANAAN PENGAJARAN VERSI PBTE
Pengembangan program instruksional dilaksanakan dengan pendekataan sistemik dengan mempertimbangkan semua faktor dan komponen-komponen yang ada. Sistem instuksional dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:
Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, eksplisit, dan khusus.
a.       Mengidentifikasi kompetensi.
b.      Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif
c.       Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assement
d.      Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional
e.       Mendesain strategi instruksional
f.       Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas.
g.      Mengujicobakan program
h.      Menilai desain instruksional
i.        Memperbaiki kembali program
B.  PERENCANAAN PENGAJARAN SISTEMATIS
Suatu model penggunaan penekatan sistem dalam rangka mengembangkan course design, adalah sebagai berikut:
1.        Identifikasi tugas-tugas
2.        Analisis tugas
3.        Penetapan kemampuan
4.        Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
5.        Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
6.        Perumusan tujuan
7.        Kriteria keberhasilan program
8.        Organisasi sumber-sumber belajar
9.        Pemilihan strategi pengajaran
10.    Uji lapangan program
11.    Pengukuran reliabilitas program
12.    Perbaikan dan penyesuaian program
13.    Pelaksanaan program
14.    Monitoring program
C.  PERENCANAN PENGAJARAN MODEL DAVIS
Teknik merancang sistem belaljar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1.        Penetapan status sistem pengajaran
2.        Perumusan tujuan pengajaran
3.        Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
4.        Pendeskripsian dan pengkajian tugas
5.        Pelaksanaan prinsip-prinsip belajar
D.  PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL (PPSI)
PPSI adalah suatu pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun suatu pelajaran. PPSI terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
a.       Pedoman perumusan tujuan yang memberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus.
b.      Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian yang memberikan petunjuk tentang prosedur penilaian yang akan ditempuh.
c.       Pedoman proses kegitan belajar siswa, merupakan petunjuk bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan instruksional.
d.      Pedoman program kegiatan guru, sebagai petujuk bagi guru untuk merencanakan program kegiatan bimbingan.
e.       Pedoman pelaksanaan program, sebagai petunjuk dari program yang telah disusun, dari dimulainya pelaksanaan tes awal sampai pada dilaksanakannya penilaian hasil belajar.
f.       Pedoman perbaikan atau revisi, yang merupakan pengambangan program setelah selesai dilaksanakan.
BAB IV
PEKERJAAN, TUGAS, MATA AJARAN, TOPIK
Analisis merupakan suatu bentuk penerapan pendekatan sistem, yang disebut sistem analisis. Pendekatan telaah dilaksanakan dalam langkah-langkah kerja dengan pola (format) dan ukuran (standar) tertentu.
A.  MENUJU KE PERENCANAAN PENGAJARAN
Perancang harus bisa memecahkan masalah tersebut, yangmana dalam hal ini terdapat dua pendekatan yaitu terkait dengan pendekatan output dan input. Antara pengetahuan dan informasi terdapat perbedaan, pengetahuan merupakan keterangan yang telah dimiliki atau tersimpan dalam diri seseorang. Sedangkan informasi adalah keterangan yang ada dan berada di luar diri seseorang. Untuk memecahkan masalah, perancang tidak perlu menempuh semua cara yang ada, tetapi cukup dengan melakukan pengkajian. Pengkajian tersebut terdapat beberapa  tingakatan, yaitu tingkat sederhana sampai tingkat penyelesaian akhir.
B.  PENGKAJIAN PEKERJAAN
1.        Pengkajian Pekerjaan dalam Perencanaan Pengajaran
2.        Struktur Pekerjaan
3.        Tugas
4.        Okupasi (kelompok Okupasi)
5.        Pengkajian dan Sintesis Pekerjaan
6.        Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
7.        Spesifikasi Pekerjaan atau Daftar Tugas
8.        Langkah-langkah Pokok dalam Mengkaji Pekerjaan
9.        Teknik-teknik Lain Pekerjaan
C.  PENGAKAJIAN MATA AJARAN (SUBJECT ANALYSIS)
Proses perencanaan pengajaran merupakan suatu lingkaran kegiatan. Ada yang bertitik tolak dari kegiatan-kegiatan keterampilan informasi yang hendak dikomunikasikan (suatu mata ajaran).
peta Topik atau Jaringan Kerja (Network)
Teknik ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan-hubungan antara banyak unsur yang terdapat di dalam suatu mata ajaran.
Model Konseptual
Pendekatan dengan model konseptual pada dasarnya sama dengan teknik jaringan kerja (pemetaan topik). Perbedaannya terletak pada hubungan-hubungan yang ada dirangkaikan sebagai suatu model yang mengandung makna tertentu yang tersusun dalam kategori-kategori jenis hubungan dengan notasi penyajian, serta adanya aturan-aturan yang mengatur organisasi dan penyajian visual
Teknik Diagram Venn
Digunakan untuk menggambarkan komposisi dan interelasi himpunan-himpunan dan merupakan alat yang penting untuk mengkaji mata ajaran, serta untuk mengkomunikasikan struktur mata ajaran.
D.  JARINGAN KERJA SILABI (SYLABI NETWORK ATAU PERT CHARTS)
Proses mempersiapkan jaringan kerja adalah:
1.        Menunjukkan urutan dan hubungan-hubungan logis antara topik-topik dalam mata ajaran.
2.        Menunjukkan macam-macam jalur dan urutan dalam rangka mempelajari mata ajaran tersebut.
3.        Menunjukkan topik-topik yang berhubungan.
4.        Menunjukkan topik-topik yang perlu dihilangkan dan untuk memperbaiki urutannya.
E.  PENGKAJIAN TUGAS
Deskripsi Tugas
Ada dua macam tugas, yakni tugas-tugas tundakan (action tasks) dan tugas-tugas kognitif (cognitive tasks). Tugas-tugas tindakan adalah yang dapat diamati dan melibatkan interaksi antara seseorang dan suatu objek atau antara orang dan orang lain.
Tugas-Tugas Tindakan
Konsep suatu tugas tindakan mencakup tiga atribut utama, yakni:
1)      Suatu interaksi antara orang dengan orang atau objek,
2)      Yang dapat mengalami perubahan, dan
3)      Dimaksudkan untuk mencapai beberapa tujuan.
Empat Jenis Informasi yang Terdapat dalam Deskripsi Tugas Tindakan
Tiap tugas mengandung empat aspek, sedangkan tiap aspek mengandung informasi tertentu, yaitu sebagai berikut:
1)        Deskripsi tugas berisi informasi tentang tindakan-tindakan yang berbeda-beda yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
2)        Tindakan-tindakan diawali oleh tanda-tanda yang memberi petunjuk apakah dapat dilakukan tindakan-tindakan berikutnya.
3)        Setiap tindakan diikuti oleh beberapa bentuk balikan.
4)        Deskripsi tugas tindakan meliputi informasi tentang orang atau objek yang melakukan tindakan itu.
Jenis-jenis Tugas Tindakan
Banyak tugas yang menuntut urutan tindakan yang tertentu dan dapat diramalkan. Misalnya berpikir algoritmik, yaitu menurut Webster adalah suatu aturan atau prosedur untuk memecahkan masalah yang sedang kita hadapi berdasarkan urutan algoritmik tersebut.
Urutan Tugas Tindakan yang Beraneka Ragam
Penentuan Tugas-tugas Kognitif
Banyak tugas yang dilakukan pada tingkat kognitif, bukan dengan tindakan yang bersifat fisik (overta action). Misalnya memutuskan/membuat keputusan, membedakan, memecahkan, dan sebagainya.
Pengumpulan Informasi Tentang Tugas
Untuk menyusun deskripsi tugas, perancang sistem perlu belajar sejumlah informasi tentang bagaimana tugas-tugas dilakukan. Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan tugas, yakni sebagai berikut:
1)        Pertama, Wawancara Perorangan dan Kelompok
2)        Kedua, Observasi Langsung
3)        Ketiga, Manual Teknik
Kebutuhan Penyusunan Suatu Deskripsi Tugas
Deskripsi tugas membantu perancang sistem pengajaran untuk mengidentifikasi tujuan yang hendak dicapai dalam rangka mencapai tujuan-tujuan terminal.
Diagram Arus Urutan Tugas yang Menetap
Diagram arus adalah alat untuk menyajikan urutan tugas yang menetap (fixed) dalam bentuk yang skematik atau diagramatik.
Struktur Diagram Arus
Penggunaan bentuk simbol bergantung pada fungsi yang dilakukan.
Hubungan Antara Tujuan dan Deskripsi Tugas
Tujuan-tujuan tingkah laku menuju pada apa yang dapat dikerjakan oleh siswa setelah menempuh suatu pelajaran. Jadi, tujuan sekaligus mengandung dua hal, yakni kondisi tempat suatu tingkah laku akan dilakukan, dan ukuran (standar) untuk menilai tingkah laku tersebut.
Kriteria Menilai Deskripsi Tugas
1)         Deskripsi tugas harus lengkap. Setiap langkah di dalam tugas harus ada tersirat di dalamnya.
2)         Hindarkan kata-kata atau ungkapan yang dapat menimbulkan sirat, atau tafsiran yang berbeda-beda.
3)         Tugas memiliki konsistensi internal, tidak menuntut seseorang agar melakukan dua hal yang berbeda pada waktu yang sama.
F.   PENGKAJIAN TOPIK
Ada dua jalur yang dapt ditempuh dalam usaha mengkaji topik, yakni jalur output/input, dan jalur kedua yang tergolong pendekatan tradisional, yakni dengan cara merumuskan topik, isi, contoh-contoh (informasi), dan diakhiri dengan perumusan instrumen tes.  Akan tetapi kedua jalur tersebut dikombinasikan menjadi prosedur sbb:
1)         Memilih suatu topik yang bermakna bagi pengajaran.
2)         Menganalisisnya untuk mengidentifikasi unsur-unsur informasi yang penting (konsep, hukum, prosedur).
3)         Menata informasi dalam seperangkat kalimat yang singkat dengan arus tertentu.
4)         Sesuaikan dengan tujuan-tujuan umum pengajaran topik tersebut,
5)         Gunakan kategori taksonomi Bloom untuk menempatkan unsur-unsur informasi dalam rangka pengujian.
6)         Kembangkan item tes yang selaras dengan unsur-unsur informasi tersebut.
7)         Berdasarkan langkah pada butir 6 tersebut, selanjutnya disusunlah suatu tes akhir.
8)         Berdasarkan item tes yang telah dibuat pada langkah 6 di atas, lalu adakan studi mengenai pengetahuan dan ketrampilan apa yang diperlukan sebagai prerequisite dan susunlah suatu tes awal (entry test).
9)         Kombinasikan penyajian logis dengan item tes untuk mengembangkan urutan instruksional.
analis jalur output/input, dengan menggunakan jenjang prerequisite, berdasarkan teknik Cagne mengenai tujuan, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1)         Memilih suatu topik
2)         Transformasikan menjadi suatu tugas (tugas terminal).
3)         Menghasilkan item tes akhir untuk mengukur tujuan.
4)         Menganalisis tujuan menjadi prerequisite berjenjang.
5)         Menghasilkan item tes untuk mengukur setiap subtujuan  (intermediate test).
6)         Mengidentifikasikan tingkah laku awal (entery level) dan menghasilkan tes awal.
7)         Menyusun tujuan-tujuan menjadi urutan belajar yang logis.
8)         Memilih contoh-contoh dan informasi yang relevan dengan topik.
9)         Selanjutnya mengembankan urutan instruksional.
BAB V
Tujuan Pengajaran
A.  Konsep Tujuan Pengajaran
Suatu tujuan pengajaran adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, ketrampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap yang baru, yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran. Antara tujuan pengajaran (instructional goals) dan tujuan belajar (learning objectives) ada perbedaan, tetapi memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnyaMenurut Mager, tujuan instruksional seharusnya mengandung tiga komponen utama, yaitu sebagai berikut:
1)         Tingkah laku (behavior): untuk menspesifikasikan apa yang akan kita amati dan akan diukur.
2)         Standar (standar): yang memungkinkan kita untk menilai dampak dari belajar.
3)         Kondisi luar (external conditions): untuk meyakinkan bahwa perilaku yang diperoleh benar-benar disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan karena sebab-sebab lainnya.
B.  Komponen-Komponen Tujuan Pengajaran
Suatu tujuan pengajaran, terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1)         Tingkah Laku Terminal
2)         Kondisi-Kondisi Tes
3)         Standar (Ukuran)
C.  Kegunaan Tujuan Pengajaran
Secara khusus, tujuan penagjaran penting dalam rangka:
1)         Untuk menilai pengajaran dalam arti bahwa pengajaran dinilai berhasil apabila siswa telah menacapai tujuan yang telah ditentukan.
2)         Untuk membimbing siswa belajar.
3)         Merupakan kriteria untuk merancang pelajaran.
4)         Menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya.
D.  Klasifikasi Tujuan Pendidikan
Pendekatan untuk Mengklasifikasikan Tujuan Pendidikan
Dalam mengklasifikasikan tujuan pendidikan terdapat tiga pendekatan yang digunakan yaitu:
1)        Imediasi, yaitu janga panjang atau langsung.
2)        Tipe performance, yaitu kognitif atau afektif atau psikomotorik.
3)        Sumber, yaitu keterampilan kehidupan dan metodologis isi (content).
Klasifikasi Ini Berguna dalam Mendesain dan Menata Urutan Kurikulum
Pendekatan tipe performance, klasifikasi ini biasanya mengkombinasikan seperangkat aturan (taksonomi), metode mengajar, instrumen tes, dengan tujuan yang terdiri dari:
1)        Tujuan-tujuan kognitif – berbuat dengan berfikir.
2)        Tujuan-tujuan afektif – berbuat dengan perasaan.
3)        Tujuan-tujuan psikomotor – berbuat dengan berbuat.
Taksonomi Tujuan Pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan dan tujuan-tujuan kurikulum bertitik tolak dari tingkah laku dan bersifat operasional. Tujuan-tujuan pendidikan satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Klasifikasi tujuan itu dijadikan pedoman dalam merumuskan tujuan suatu bidang studi, misalnya sejarah. Domain-domain kognitif, afektif, psikomotor, dan bidang-bidang studi, misalnya dalam bidnag studi IPS “Berkoperasi”.
Tujuan-Tujuan dalam Matra Kognitif
Tujuan-tujuan kognitif sebgaimana telah diklasifikasikan oleh Bloom, pada garis besarnya dapat dideskripsikan sebgai berikut:
a.       Pengetahuan
b.      Pemahaman.
c.       Penerapan.
d.      Analisis (pengkajian.
e.       Sintesis.
f.       Evaluasi
Tujuan-Tujuan dalam Matra Afektif
Deskripsi tujuan afektif yang merupakan bagian dari taksonomi Bloom, sebgai berikut:
a.       Penerimaan (receiving).
b.      Merespons (responding).
c.       Menghargai (valuing)
E.  Tingkat-Tingkat Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tersusun menurut tingkat-tingkat tertentu, mulai dari tujuan yang sangat luas dan umum sampai tujuan-tujuan yang spesifik.
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
b.      Tujuan Institusional
c.       Tujuan Kurikuler
d.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
e.       Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
F.   Merumuskan Tujuan Tingkah Laku
Menurut Mager, suatu tujuan tingkah laku adalah sebagai berikut:
a.       Suatu pernyataan tentan apa yang harus siswa dapat lakukan setelah atau pada akhir pertemuan belajar.
b.      Kondisi-kondisi di mana dia harus memepertunjukkan tingkah lakuterminal (terminal behavior).
c.       Ukuran atau standar di mana dia harus dapat lakukan (kriteria).
G. Teknik Merumuskan Tujuan Pengajaran
Ada lima langkah yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan belajar mengajar, yaitu sebgai berikut:
a.       Merumuskan Tujuan Umum
b.      Merumuskan Suatu Situasi Acuan
c.       Merumuskan Suatu Tes Situasi Acuan
d.      Menulis Tujuan Belajar Mengajar
e.       Menulis Btas yang Lebih Rendah tentang Stabilitas Perilaku Petunjuk.
BAB VI
BAHAN PENGAJARAN
Bahan pengajaran adalah bagian integral dalam kurikulum sebagaiana yang telah ditentukan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran.
A.  Pendekatan untuk mengeksplorasi isi kurikulum
Dalam hubungan ini ada empat kategori pendekatan yang dapat kita pertimbangkan :
a.       Pendekatan kultural (Kultur Nasional)
b.      Pendekatan Multidimensional
c.       Pendekatan Manajerial
d.      Pendekatan Profesional
B.  Identifikasi Bahan Pengajaran
Bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Hal itu sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
a.       Kedudukan Materi Pengajaran.
b.      Peta Pengetahuan
c.       Peta Keterampilan
BAB VII
Prosedur dan Pengajaran
A.  Belajar dan Motivasi
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman melalui sistem penilaian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa ,yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.Masalah pokok yang dihadapi mengenai belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk menentukan kepada terjadinya perubahan tingkah laku belajarnya. .
B.  Pengajaran dan Konsep
Konsep dan Prinsip
Konsep dan prinsip adalah dua istilah yang berbeda artinya, tetapi erat kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya. Konsep adalah suatu kelas stimulu yang memiliki sifat – sifat (atribut – atribut ) umum. Konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri umum. Stilmuli adalah objek – objek atau orang (person). Konsep adalah suatu yang sangat luas. Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Jumlah atribut juga bermacam  macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. Kedominanan atribut,menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih dominan (obvious) daripada yang lainnya.
C.  Pengajaran Prinsip
Prinsip merupakan kombinasi konsep – konsep, bukan penjumlahan beberapa konsep yang dikaitkan dalam suatu kalimat. Pengajaran prinsip dilaksanakan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a.       Langkah ke-1 menetapkan perilaku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah mempelajari prinsip.
b.      Langkah ke-2 menetapkan dan menunjukan konsep atau prinsip mana yang harus diungkapkan kembali untuk mempelajari prinsip baru.
c.       Langkah ke-3 membantu siswa untuk mengungkapkan kembali penguasaan prerequisite pengalaman apersepsi yang telah dimiliki oleh siswa mengenai konsep.
d.      Langkah ke-4 membantu siswa mengkombinasikan dan menyusun konsep – konsep menjadi suatu prinsip.
e.       Langkah ke – 5 memberikan latihan pengembangan prinsip dan penguatan sambutan  – sambutan siswa.
f.       Langkah ke – 6 menilai belajar prinsip.
D.  Pengajaran dan Keterampilan
Pengertian keterampilan motorik adalah serangkaian gerakan otot untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.  Bahwa suatu keterampilan sesuungguhnya adalah keseluruhan pola respon. Rangkaian respon yang koheren tergantung pada respons – respons bertahap yakni derajat lisensinya. Mempelajari keterampilan terutama keterampilan yang kompleks melalui tiga tahap, yaitu kognitif, fiksasi, dan autonomous. Tahap kognitif siswa berusaha mengintelektualisasikan keterampilan yang akan dilakukan. Prosedur mengajarkan keterampilan dilaksanakan melalui langkah – langkah berikut.
a.       Langkah ke-1 telaah keterampilan.
b.      Langkah ke-2 menilai tingkah laku dasar siswa
c.       Langkah ke-3 mengembangkan latihan dalam komponen unit keterampilan atau abilitas keterampilan
d.      Langkah ke-4 menentukan dan mempertunjukan keterampilan bagi siswa.
e.       Langkah ke-5 menyediakan tiga kondisi belajar yang mendasar.
E.  Pengajaran Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu bentuk dan proses pemecah masalah. Prosedur mengemvangkan kreativitas sebagai berikut :
a.       Langkah ke-1 mengklasifikasikan jenis masalah yang akan disajikan kepada siswa.
b.      Langkah ke-2 mengembangkan dan menggunakan keterampilan-keterampilan pemecah masalah.
c.       Langkah ke-3 ganjaran bagi prestasi belajar kreatif.
BAB VIII
Strategi pengajaran dan media pengajaran
Secara teoritik pandangan mengenai proses belajar mengajar saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
a.       belajar penerimaan (reception learning)
b.      belajar penemuan ( discovery learning)
Langkah-langkah belajar proses informasi adalah sebagai berikut:
a.       penerimaan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip umum
b.      pemahaman terhadap prinsip umum
c.       partikularisasi
d.      tindakan
Langkah-langkah pokok strategi ekpositif adalah sebagai berikut:
a.       penyajian informasi diberikan secara simbolik
b.      tes terhadap resepsi,ungkapan,dan pemahaman
c.       menyajikan kesempatan-kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan dengan suatu contoh tertentu
d.      menyajikan kesempatan-kesempatan untuk penerapan kedalam situasi senyatanya informasi yang baru saja diberikan
Langkah-langkah pokok strategi discovery adalah sebagai berikut:
a.       menyajikan kesempatan-kesempatan untuk bertindak
b.      tes terhadap pemahaman tentang hubungsn sebab akibat
c.       memoertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya
d.      penyajian kesempatan-kesempatan guna menerapkan hal baru.
A.  PENGAJARAN EKSPOSISTIF ( EXPOSITIVE CLASSROOM INSTRUCTION )
Pengajaran kelas dapat berpedoman pada bermacam ragam strategi dan takti. Prosedurnya bergantung pada keterlibatan guru ( instruktur ), tujuan, besarnya kelompok, dan banyaknya factor lainnya. Ada dua metode dasar yang dapat dipertimbangkan, satu sama lain saling berlawanan, yakni system satu arah ( teacher modification system ).
1.        Sistem satu arah
2.        Sistem dua arah  (sistem modifikasi guru)
B.  PENGAJARAN DISCOVERY DALAM KELAS
Pendekatan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a.       komunikasi satu arah atau
b.      komunikasi dua arah, bergantung pada besarnya kelas.
C.  TEKNIK PENGAJARAN KELOMPOK KECIL
Untuk kelompok kecilyang terdiri atas 10 orang siswa atau kurang, akan lebih mudah melakukan komunikasi dua arah secara efektif. Banyak teknik yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar kelompok kecil. Akan tetapi, untuk maksud-maksud umum, di sini hanya dikemukakan beberapa saja, antara lain:
a.       Tutorial Individual ( TI )
b.      Tutorial kelompok ( TK )
c.       Seminar ( S )
d.      Lokakarya ( Workshop )
e.       Teknik klinis ( TK )
f.       Diskusi Kelompok Terbuka ( DKT )
D. SISTEM BELAJAR SISWA TERBIMBING
Guru bertindak sebagai penasihat bagi siswa mengenai apa dan bagaiamana belajar, tetapi keputusan akhir ditentukan oleh siswa sendiri
Sistem belajar berdasarkan sumber ( SBBS )
Siswa memilih sendiri sumber mana yang akan dipelajari, metode apa yang akan digunakan, serta media apa yang diperlukan. Para siswa memilih dan bekerja sendiri sesuai dengan sisitem sumber yang telah direncanakan sebelumnya.
E.  METODE INTRUKSI SENDIRI DENGAN PROGRAMA ( PROGRAMMED SELF-INTRUCTIONAL METHODS )
Siswa belajar sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tinglkah laku yang menggunakan materi pelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnyadan tidak memerlukan dukungan dari pihak guru. Program itu dikembangkan dalam berbagai bentuk:
a.       Teks program linear ( TPL )
b.      Teks program bercabang ( TPB )
c.       Teks program bentuk campuran ( TPBC )
d.      Teks semi programma ( TSP )
e.       Media yang di program
F.   METODE LATIHAN DALM INDUSTRI ( MLDI ) ( TRAINING WITHIN INDUSTRY )
Metode ini diterapakan dalam berbagai bentuk, seperti latihan kepemimpinan, latihan keselamatan, latihan untuk perbaikan, dan latihan pengajarn tugas.
a.       Prosedur
b.      Pengajarn dengan contoh: demonstrasi, ilustrasi, modeling ( DIM )
c.       Matra kognitif
d.      Matra psikomotor
e.       Matra reaktif dan interkatif
G. TEKNIK SIMULASI
1.      Simulasi dalam matra kognitif
2.      Simulasi dalam matra psikomotor
3.      Simulasi dalam matra reaktif
4.      Simulasi dalam matra interaktif
H.  METODE STUDI KASUS
Metode studi kasus merupakan suatu bentuk simulasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada para siswa tentang pembuatan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan lebih lanjut:
a.       Penggunaan metode studi kasus paktek simulasi
b.      Anlisis hasil proses
c.       Peranan guru atau pimpinan
I.     METODE BERMAIN PERANAN
Teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antarinsani, tujuan bermain peran:
1.      Belajar dengan berbuat
2.      Belajar melalui peniruan
3.      Belajar melalui balikan
4.      Belajar melalui pengkajian, penilain, dan pengulangan
J.    MEDIA PENGAJARAN
a.       Tentang alat bantu pengajaran
b.      Arti media pengajaran
c.       Memilih media pengajaran
d.      Jenjang-jenjang pembuatan keputusan
e.       Pemilihan media pada jenjang pertama
f.       Pemilihan media pada jenjang kedua
g.      Fungsi Guru
Guru berfungsi mengkomunikasikan informasi kepada siswa. Fungsi itu dilaksanakan dengan cara menggunakan dirinya sendiri sebagai suatu media komunikasi.
h.      Pendekatan dalam memilih media pengajaran
1.      Pertama, memilih media dengan menggunakan klasifikasi atau taksonomi media.
2.      Kedua, memilih media dengan menggunakan saluran sensoris dan kontrol guru dengan menggunakan bagan sebagai alat bantu.
BAB IX
EVALUASI, KONTROL DAN PERBAIKAN
A.  EVALUASI PENGAJARAN
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai atau asses keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran.
Perencanaan evaluasi
Secara umum evaluasi dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar para siswa telah tercapai dalam program pendidikan yang telah dilaksanakannya.untuk itu diperlyukan alat evaluasi yang disusun menurut langkah kerja tertentu. Beberapa pokok masalah yang perlu dipahamioleh setiap calon guru.
Fungsi dan tujuan evaluasi
a.       untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajarpara siswa.
b.      untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
c.       mengenal latar belakang siswa.
d.      sebagai umpan balik bagi guru.
Jensi-jenis evaluasi
a.       evaluasi sumatif
b.      evaluasi penemapatan
c.       Evaluasi diagnostic
d.      Evaluasi penilaian normative
e.       Evaluasi pada akhir satuan pelajaran
Pada akhir pelajran guru berkewajiban memberikan penilain, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalm mencapai TIK ( Tujuan intruksional khusus) yang telah ditentukan sebelumnya.
Evaluasi pas akhir caturwulan, tahun ajaran ( EBTA ), dan keseluruhan program pengajaran
Evaluasi ini berlangsung dengan jangka panjang. Tujuan dari penilain tersebut untuk menentukan kemajuan belajar masing-masing siswa.hasil penelitian itu penting sebagai laporan kepada orang tua dan untuk menetukan kenaikan serta kelulusan siswa.
Strategi evaluasi
Masalah evaluasi erat kaitannya dengan masalah control. Pada strategi control kita merumuskan cara yang kan ditempuh untuk mengukur hasil-hasil sisitem pengajaran , sedangkan pada strategi evaluasi kita merumuskan kita merumuskan apa dan mengapa kita mengukur.
Syarat-syarat tes yang baik, dibutuhkan alat ukur yang akurat yang dapat diandalkan:
1.      Validitas
2.      Reliabilitas
3.      Objektivitas
4.      Pembedaan (diferensiasi)
5.      Pertanyaan-pertanyaan evaluasi
B.  TEKNIK-TEKNIK EVALUASI
a.       Teknik-teknik tindak lanjut jangka panjang,
b.      Teknik-teknik evaluasi akhir pengajaran, dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi terhadap perilaku keterapilan dan aspek pengetahuan.
c.       Teknik evaluasi keterampilan reproduktif
d.      Teknik evaluasi keterampilan produktif
e.       Teknik-teknik untuk menilai pengetahuan
f.       Evaluasi keterampilan perilaku,
g.      Penggunaan siklus keterampilan dasar, untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam evaluasi keterampilan seaca rinci
Jenis tes yang digunakan:
a)        Tes persepsi
b)        Tes prasyarat
c)        Tes strategi
d)       Tes tindakan
e)        Tes observasi
f)         Evaluasi pengetahuan.
C.  STRATEGI KONTROL PENGAJARAN
Tiga pertanyaan yang perlu dijawab sebagai dasar petimbangan dalam mendesain strategi control dalam kerangka system pengajaran, yaitu:
1)      Bagaimana menentukan hasil-hasil pengajarn yang telah dilaksanakan?
2)      Faktor-faktor apa yang dikontrol jika pengajaran harus dihentikan?
3)      Siapa yang membuat keputusan dan dasarnya apa, bahwa pengajaran harus dimulai,diselenggarakan dan dihentikan?
D.  STRATEGI PERBAIKAN PENGAJARAN
Perbaikan pengajaran perlu mendapat perhatian guru, dengan maksud berikut:
1.      Meningkatkan hasil belajar siswa,baik kualitatif maupun kuantitatif.
2.      Membantu siswa mengatasi kesulitan dan memcahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh para siswa.
3.      Perbaikan pengajaran mengundang guru-guru untuk meningkatkan kemampuannya terus menerus.
4.      Meningkatkan mutu proses belajar mengajar agar lebih serasi dengan kondisi dan kebutuhan siswa.
5.      Mempertimbangkan lebih seksama kemampuan awal siswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar.
Setiap buku memiliki keunggulannya masing masing, buku ini memiliki ke unggulan diantaranya:
1.      Sampul pada buku ini memiliki gambar yang sangat menarik, terdapat sebuah tangan yang sedang menulis sebuah buku dengan bacground warna putih, ditambah cover buku yang memiliki warna biru dan terlihat serasi dan balence.
2.      Layout, tata letak dan tata tulis pada buku ini tertata dengan sangat rapi dan baik.
3.      Buku ini memiliki karakter isi yang berbeda.
4.      Penyampaian yang dijabarkan oleh penulis juga sangat mudah di mengerti dan diingat.
5.      Bahasa yang penulis gunakan juga sangat mudah untuk di pahami para pembaca.
6.      Setiap bab terdapat rangkuman yang berisikan ringkasan materi tersebut.
7.      Setiap bab terdapat soal-soal pertanyaan untuk latihan.
8.      Ukuran buku yang tidak terlalu besar, sehingga buku ini mudah dan ringan dibawa

3. Kelemahan Buku

Kelemahan pada buku ini adalah: Pembahasan tentang kurikulum terlalu sedikit, hanya satu bab, sebagian besar isi buku yang lain tentang pembelajaran, akan tetapi hal itu sangatlah wajar, jika kita melihat definisi dan karakteristik kurikulum yang beliau kemukakan yang mencakup berbagai unsur pedoman, perencanaan, cara, metode, bahan atau strategi penyampaian pelajaran.

BAB III
PENUTUP

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan  tujuan yang ingin di capai.
Filsafat adalah cara berpikir secara Radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Aliran-aliran filsafat pendidikan menurut Redja Mudyahardjo (2001) merangkum konsep-konsep ketiga aliran filsafat tersebut dan implikasinya terhadap pendidikan yaitu: idealisme, Realisme, Pragmatisme.
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Oemar, Hamalik. 2008. “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta: Bumi aksara

Comments

Popular Posts